Headline
Loading...
MODEL KOSMOLOGI KONVENSIONAL

MODEL KOSMOLOGI KONVENSIONAL

Model kosmologi konvensional⑴ menetapkan 2 prinsip utama pada alam semesta berskala besar,yaitu bersifat homogen & isotropis⑵.Homogen maksudnya memiliki konsistensi dalam densitas & struktur yg sama disetiap titik yg berbeda jika ditinjau pada rentang minimal 100 Mpc⑶,isotropis maksudnya sama dalam segala arah tanpa orientasi tertentu atau kemanapun kita melihat tak ada perbedaan kondisi fisis.



Sifat homogen & isotropis hanya berlaku untuk alam semesta skala besar sehingga jika kita membandingkan sistem solar dg sistem bintang lain maka sifat homogenitas & isotropi ini menjadi tak berlaku karena itu hanya tinjauan skala x ≪ 100 Mpc sehingga hanya akan ditemukan perbedaan parameter untuk masing² pengamatan,namun bila kita mengukur kerapatan rata² semua obyek yg ada antara titik pengamatan dalam jangkauan 100 < x < 400 Mpc ke suatu arah kemudian membandingkannya dg hasil pengamatan ke arah yg berlawanan maka akan didapati hasil yg sama.

Dalam skala besar,tak ada satu titik pun yg akan dianggap istimewa bahkan termasuk bumi tidak istimewa sehingga tidak digunakan anggapan bahwa bumi yg kita huni ini sebagai pusat alam semesta & kosmologi modern melihat pusat alam semesta pun menjadi abstraksi sesuatu yg tak dapat didefinisikan.Akan tetapi pada alam semesta yg berotasi⑷,prinsip kosmologis telah menemukan perbedaan dalam data observasional dg memasukkan asumsi dasarnya ke dalam pengamatan yg menyarankan kemungkinan sifat anisotropi⑸ & inhomogenitas⑹ pada skala besar.

Data dari misi Planck⑺ menunjukkan 2 hal penting,pertama dg memperhatikan suhu rata²(fluktuasi suhu) & kedua berkenaan dg variasi yg lebih besar pada gangguan kepadatan kritis⑻ sehingga dg demikian misi Planck menyimpulkan bahwa anisotropi ini cukup signifikan secara statistik & tak dapat diabaikan.Selain itu,kemungkinan inhomogenitas skala besar juga telah diamati,sebagaimana yg telah dibuktikan oleh sejumlah observasi yg bertentangan dg prediksi ukuran struktur maksimal.

Clowes-Campusano LQG⑼ yg ditemukan pada th.1991 memiliki panjang 580 Mpc atau sedikit lebih besar dari skala konsisten prinsip kosmologis & bentangan tembok Sloan⑽ yg ditemukan pada th.2003 memiliki panjang 423 Mpc yg hampir sesuai dg prinsip kosmologis.Sebuah kuasar⑾ U1.II yg ditemukan pada th.2011 memiliki panjang 780 Mpc atau 2x dari skala kosmologis & Huge-LQG⑿ yg ditemukan pada th.2012 memiliki 3x lebih besar dari model yg ditetapkan sehingga dg demikian bertentangan dg pemahaman kita mengenai model alam semesta dalam skala besar.

Pada bulan November 2013,sebuah struktur yg baru diketahui berjarak 10 Gly memiliki ukuran 2000-3000 Mpc atau lebih dari 7x lipat dari batas skala besar kosmologi yg diberi nama tembok Hercules-Corona Borealis⒀ telah menyisakan keraguan lebih lanjut tentang validitasi prinsip kosmologis.Diantara semua itu,mungkin salah satu anomali yg paling kontroversial adalah dark flow⒁ yg mana berdasarkan analisis data tentang interaksi CMB⒂ dg cluster galaksi skala besar tampak ada gerakan terarah yg berarti alam semesta nampak bergerak dalam arah tertentu menuju sebuah titik yg memiliki daya tarik raksasa⒃.

Jika dark flow bertahan & konsisten dalam observasi yg dilakukan secara kontinu maka akan menjadi pengamatan penting yg memberi wawasan baru tentang struktur yg tidak seragam pada skala besar bahkan mungkin berada di luar cakrawala kosmik yg masih dapat diamati oleh teleskop tercanggih kita.Seperti tempat dingin CMB,yg tampaknya menyarankan interaksi dg multi jagad⒄ sehingga babak baru kosmologi akan dimulai dg pengamatan aliran gelap tsb....

footnote :

➧100 Mpc = 3,0857.10²⁴ meter

reference :

0 Response to "MODEL KOSMOLOGI KONVENSIONAL"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel