Headline
Loading...
Ini 10 Penemuan Besar Dunia Sains Selama Tahun 2019

Ini 10 Penemuan Besar Dunia Sains Selama Tahun 2019

SAINS REWIND! Ini 10 Penemuan Besar Dunia Sains Selama Tahun 2019

Tahun 2019 tentunya menyimpan banyak memori untukmu. Ada yang baru saja masuk kuliah, lulus, mendapatkan pekerjaan baru, atau bahkan menikah. Semua kejadian tersebut dapat mendefinisikan perjalananmu di tahun ini.

Bukan kamu saja, 2019 juga merupakan tahun yang berharga bagi para ilmuwan. Pasalnya, di tahun ini, dunia sains dihiasi oleh sejumlah penemuan penting di berbagai bidang. Mulai dari bidang astronomi, lingkungan, medis, hingga arkeologi.

Penasaran apa saja yang berhasil ditemukan para ilmuwan? Yuk, cari tahu di sini!

1. Foto pertama black hole

Black hole adalah objek luar angkasa paling misterius. Sulit untuk menemukan apalagi mendekatinya. Namun usaha selama beberapa dekade akhirnya terbayarkan.

April 2019 lalu, para ilmuwan dari Event Horizon Team berhasil mengambil foto black hole yang berada di tengah-tengah galaksi M87. Walaupun gambar tersebut kurang jelas, ini merupakan pencapaian yang bagus. 

2. Ilmuan Berhasil Menguak Penyakit Paru Misterius Akibat Vape Akhirnya Diberi Nama EVALI

Penyakit terkait penggunaan vape yang menewaskan puluhan orang di Amerika Serikat, dan membuat ribuan lainnya dirawat di rumah sakit, kini memiliki nama. Penyakit itu mendapat sebutan EVALI, yang merupakan singkatan dari e-cigarette or vaping product use-associated lung injury. 

Nama ini pertama kali diumumkan kepada publik oleh para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) pada Jumat 11 Oktober 2019.

Berdasarkan data terakhir, sejak April 2019, setidaknya ada 1.299 kasus terkait EVALI di 46 negara bagian AS, di mana 26 di antaranya dilaporkan meninggal. 

Adapun gejala EVALI biasa dimulai dengan batuk, mengi, sesak napas, nyeri dada, dan mual. Gejala itu diikuti dengan demam, kelelahan, dan penurunan berat badan. Pasien dengan penyakit ini biasanya mengalami peningkatan jumlah sel darah putih, ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh mereka sedang bekerja. 

Sekitar 76 persen pasien yang terserang EVALI, diduga menggunakan vape THC (Tetrahydrocannabinol), bahan psikoaktif dalam ganja. Sementara sekitar 58 persen pasien dilaporkan menggunakan produk yang mengandung nikotin dan juga THC. Hanya 13 persen pasien yang mengaku hanya menggunakan vape nikotin tanpa THC. 

Sebuah studi yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada awal September 2019, mencatat bahwa sebagian besar orang yang terkena dampak adalah mereka yang menggunakan vape produk THC dengan kandungan vitamin E asetat yang dilabeli “Dank Vapes”. 

Meski telah ada beberapa kemajuan ihwal pemahaman penyakit EVALI ini, namun hingga sekarang penyebab utama penyakit EVALI masih belum diketahui. Ironisnya, kasus penyakit terkait vape ini justru terus meningkat dan otoritas kesehatan setempat tetap kebingungan menghadapinya. Mereka juga terkesan ragu untuk menyalahkan satu bahan sebagai penyebab utama EVALI.

“Mungkin tidak ada satu penyebab, tidak ada satu faktor penyebab utama, banyak faktor yang bisa jadi penyebabnya,” ujar Mitch Zeller, direktur Center for Tobacco Products di US Food and Drug Administration (FDA) dalam jumpa persnya seperti dilansir IFL Science. 

“Ini adalah investigasi yang sangat rumit terhadap beragam produk dan tindakan atau pelaku yang memodifikasi produk ini. Itu terutama ditemukan pada sebagian besar kasus yang melibatkan penggunaan THC, minyak dan senyawa lainnya yang pada vape.”

Penyakit ini semakin mengkhawatirkan. Sebab, dalam beberapa minggu terakhir, setidaknya telah ada lima pasien yang sempat pulih dan diizinkan kembali ke rumah kembali harus dirawat di rumah sakit. 

Belum jelas kenapa mereka bisa harus dirawat kembali. Tapi, otoritas kesehatan terus berusaha untuk mencari tahu dengan menindaklanjuti beberapa teori atau pemahaman yang sudah didapat, seperti temuan cedera yang melemahkan paru-paru pasien, hingga membuatnya rentan terhadap penyakit atau terpapar kembali produk yang membuat mereka mengalami gejala awal, seperti mual.

"Masalah pasien dirawat kembali di rumah sakit adalah pertimbangan yang relatif baru dalam suatu wabah," tambah Dr Ann Schuchat, wakil direktur utama CDC.

Kini, CDC merekomendasikan orang-orang di AS untuk tidak menggunakan jenis e-rokok atau produk vape, terutama yang mengandung THC atau produk yang dibeli dari pasar gelap.

Sumber : Kumparan.com

3. Berhasil menanam tumbuhan di Bulan

Keberhasilan sains berikutnya terjadi pada Januari lalu. Para ilmuwan mencoba untuk menanam biji kapas dan kentang di Bulan. Terdengar sepele, tapi ini adalah hal yang menakjubkan mengingat di luar angkasa tidak ada segala hal yang dibutuhkan tumbuhan untuk hidup.

Para ilmuwan tak lupa menyuplainya dengan udara, air, pupuk, dan bahkan telur lalat untuk membantu proses penyerbukan. Hasilnya, pada tanggal 14 Januari lalu, biji tersebut berhasil mengeluarkan tunas pertamanya. Hebat, ya!

4. Penemuan fosil nenek moyang manusia

Tahun ini, bidang arkeologi juga berhasil mencatat sejarah. Peneliti menemukan potongan gigi manusia purba baru di wilayah Filipina. Mereka menamakannya Homo luzonensis. Spesies yang diduga adalah nenek moyang orang Asia tersebut hidup sekitar 50 ribu hingga 67 ribu tahun yang lalu.

5. Ditemukannya obat untuk cystic fibrosis

Masih ingat film Five Feet Apart yang tayang bulan Maret lalu? Di film tersebut, kedua pemeran utama diceritakan mengidap penyakit cystic fibrosis. Ini merupakan kondisi kesehatan akut yang menyerang paru-paru dan pencernaan. Tubuh tidak mampu mengontrol pertumbuhan lendir yang kemudian akan menyumbat pernapasan.

Di tahun yang sama, studi dari New England Journal of Medicine dan The Lancet  menemukan jenis pengobatan baru yang sukses mengobati pasien cystic fibrosis. Mereka menamakannya terapi Trikafta. Ini merupakan kombinasi antara tiga metode terapi, yakni elexacaftor, ivacaftor, tezacaftor. Food and Drug Administration bahkan menyetujui penemuan tersebut. 

6. Pesawat NASA menemukan objek misterius yang berukuran seperti gunung

Pada 1 Januari 2019 lalu, pesawat NASA yang bernama New Horizons menemukan sebuah objek misterius yang jaraknya kurang lebih 1,6 miliar kilometer dari Bumi. Benda tersebut dinamakan MU69 atau Arrokoth. Ia memiliki bentuk yang pipih, mirip seperti pancake. Sedangkan ukurannya kurang lebih sama dengan gunung yang ada di Bumi.

7. Peneliti WHO sukses memerangi virus ebola

Ebola adalah penyakit langka yang mematikan. Sekali mewabah, banyak orang dapat terbunuh karenanya. Tahun ini, ebola sempat menjangkit masyarakat Kongo, Afrika.

Untungnya, peneliti dari World Health Organization (WHO) berhasil membuat dua pengobatan untuk virus tersebut, yaitu vaksin dan injeksi antibodi. Tingkat keberhasilannya pun mencapai 90 persen.

“Mulai dari sekarang, kita tidak akan lagi berkata bahwa Ebola tak dapat disembuhkan,” kata Jean-Jacques Muyembe, direktur general Institut National de Recherche Biomedicale Kongo terhadap Wired.

8. Penemuan benua ke-8 yang tersembunyi

Dilansir dari Business Insider, setidaknya ratusan juta tahun lalu, Bumi memiliki satu daratan luas yang bernama Pangea. Seiring berjalannya waktu, area tersebut terpecah-pecah menjadi 7 benua yang kita tinggali saat ini. Namun tahukah kamu bahwa sebenarnya ada benua ke-8?

Studi terbaru yang dipublikasikan Science Direct menemukan bahwa daratan ke-8 tersebut masuk ke bawah benua Eropa. Para ahli menyebutnya Greater Adria. Ia tersembunyi tanpa sepengetahuan manusia hingga tahun ini.

9. Orang kedua yang sembuh dari penyakit HIV

Selama bertahun-tahun, ilmuwan telah mencoba memerangi HIV, penyakit antibodi yang sangat sulit untuk disembuhkan. Nampaknya usaha tersebut menemukan jalan terang. Dilansir dari New York Times, tahun ini, ada seorang pasien yang sembuh dari penyakit tersebut. Ini adalah kasus kedua yang terjadi setelah 12 tahun lalu.

Para ahli mengobatinya dengan metode transplantasi sumsum tulang. Tentunya ini bukanlah upaya yang mudah. Prosesnya sangat lambat dan membutuhkan waktu yang lama. Namun metode tersebut dapat dicoba untuk kasus HIV lainnya.

10. Prediksi mengenai kenaikan permukaan laut

Seperti yang kita tahu, permukaan laut di Bumi kian naik. Ini adalah dampak dari melelehnya es di Kutub Utara dan Selatan. September lalu, laporan dari United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change berhasil membuat prediksi tentang hal ini. 

Mereka mengatakan bahwa laut akan naik sekitar satu meter pada akhir abad ini. Kenaikan air laut itu akan merendam berbagai wilayah dataran rendah, pulau-pulau kecil, dan tanjung di berbagai belahan dunia. Tak hanya itu, Bumi pun akan makin panas karena emisi karbon di udara terus bertambah.

Itulah sepuluh penemuan sains tahun 2019 yang sangat menakjubkan. Semoga di tahun depan, akan semakin banyak temuan lain yang mengubah kehidupan manusia, ya!

Penulis : Izza Namira
Sumber : Idntimes.com

0 Response to "Ini 10 Penemuan Besar Dunia Sains Selama Tahun 2019"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel