Headline
Loading...
APAKAH ALAM SEMESTA INI NYATA EXIST ATAU HANYA SEBUAH SIMULASI?

APAKAH ALAM SEMESTA INI NYATA EXIST ATAU HANYA SEBUAH SIMULASI?




Gagasan bahwa manusia mungkin hidup dalam realitas artifisial atau alam semesta yg disimulasikan tampak sofomorik akan tetapi jika kita merenungi kembali pemikiran para ilmuwan & filsuf pada acara "Closer to Truth : Cosmos,Consciousness & God"⑴ yg dipandu oleh Robert Lawrence Kuhn maka kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yg kita lihat merupakan semacam permainan komputer raksasa,sebuah pekerjaan hacker genius yg berada di "tempat lain" ini bukanlah lelucon karena ketika menjelajahi "simulasi seluruh alam semesta" akan kita dapati sebagai upaya penyelidikan realitas yg mendalam. David Brin⑵ menceritakan perumpamaan Cina kuno tentang seorang kaisar yg bermimpi bahwa ia adalah seekor kupu² yg bermimpi bahwa ia adalah seorang kaisar,jika dalam versi kontemporer,mungkin pada th.2050 nanti kita sudah dapat hidup dalam simulasi komputer atau mungkin kemajuan teknologi ribuan tahun dari sekarang kita sudah mampu membuat simulasi peradaban planet primitif.


Jadi mungkinkah sebenarnya kita hidup dalam simulasi komputer ?,kedengarannya pertanyaannya ini tidak masuk akal namun ada banyak ilmuwan yg percaya bahwa boleh jadi hal ini sangat mungkin. Dalam sebuah makalahnya,filsuf Nick Bostrom⑶ menunjukkan bahwa setidaknya 1 dari 3 kemungkinan itu benar,yg pertama semua peradaban yg mirip manusia di alam semesta punah sebelum mereka mengembangkan kapasitas teknologi untuk menciptakan realitas simulasi,kedua jika ada peradaban yg mencapai fase kematangan teknologi ini maka tak ada dari mereka yg mau menjalankan simulasi atau ketiga peradaban maju akan memiliki kemampuan untuk membuat banyak simulasi,yg berarti ada banyak dunia yg disimulasikan daripada yg tidak. Rizwan Virk⑷ seorang ilmuwan komputer merilis sebuah buku baru "The Simulation Hypothesis" yg mengeksplorasi argumen Bostrom secara lebih terperinci & menelusuri jalan dari teknologi saat ini ke sebuah titik simulasi,yg secara realistis membangun simulasi mirip dunia matriks.

Hipotesis simulasi adalah ekuivalen modern dari sebuah ide yg telah ada untuk sementara waktu,menjadi gagasan bahwa dunia fisik tempat kita hidup termasuk Bumi & seluruh alam semesta sebenarnya merupakan bagian dari simulasi komputer.Kita dapat menganggapnya seperti video game yg memiliki resolusi tinggi di mana kita semua adalah bagian karakter yg disimulasikan,persis seperti yg diilustrasikan dalam scifi The Matrix⑸ yg diperankan oleh Keanu Reeves. Bostrom menggambarkan alam semesta simulasi sebagai program perangkat lunak yg sangat terperinci yg diciptakan oleh peradaban berteknologi lanjut,bahkan otak itu sendiri juga menjadi bagian dari simulasi hingga ke neuron & sinapsis. Argumen simulasinya berusaha menunjukkan bahwa 1 diantara 3 yg mungkin benar dengan asumsi adanya peradaban cerdas lainnya di alam semesta,maksud dari argumen pertama bahwa semua peradaban kosmik menghilang entah faktor perang atau katastrofik sebelum mapan secara teknis atau semua memutuskan untuk tidak menghasilkan simulasi seluruh dunia.

Jika setiap satu peradaban di alam semesta dapat menghasilkan simulasi maka dunia yg disimulasikan akan berlipat ganda dengan cepat & hampir pasti setiap manusia akan berada dalam satu peradaban tersendiri,sebagaimana yg diungkapkan Ray Kurzweil bahwa ada kemungkinan seluruh alam semesta kita ini hanyalah hasil eksperimen program komputer dari beberapa anak² sekolah dasar di alam semesta lain.Pandangan dunia Kurzweil didasarkan pada implikasi mendalam dari apa yg terjadi seiring waktu ketika daya komputasi tumbuh secara eksponensial & pada kenyataannya simulasi yg tepat tak berbeda jauh dari kenyataan. Hal yg menguatkan bukti bahwa alam semesta ini berjalan dalam dunia komputer adalah hukum fisika yg merupakan serangkaian proses komputasi & informasi yg terus tumbuh sehingga sangat mungkin alam semesta adalah program sebuah komputer raksasa & hukum alam sebagai pola informasinya. Lalu bagaimana kita bisa menyadari bahwa kita sedang berada dalam dunia simulasi sementara kita sendiri adalah bagian dari simulasi itu sendiri !!.Brin menyarankan "pintu belakang" dalam program simulasi yg dapat memungkinkan para programer yg mengendalikan simulasi sebagaimana negara² besar saling menuduh memasang "pintu belakang" dalam kode tertentu untuk misi spionase.

Jika kita hidup dalam dunia simulasi,maka semuanya adalah perangkat lunak termasuk setiap atom yg membentuk tubuh kita & sangat mungkin ada jejak kosmik yg ditinggalkan oleh para programer.Marvin Minsky⑹ seorang pendiri AI telah membedakan 3 jenis simulasi yaitu otak didalam tabung gelas (brain in a vat), simulasi universal sebagai perangkat lunak murni & simulasi universal sebagai benda fisik real.Akan sangat sulit untuk membedakan diantara ke-3 jenis simulasi itu kecuali programer telah membuat beberapa kesalahan.Para astronom telah melakukan simulasi bagian² partikulir alam semesta,meski kita belum dapat melakukan eksperimen simulasi pada bintang & galaksi,namun kita dapat menciptakan alam semesta virtual didalam komputer untuk melakukan perhitungan gerak galaksi.Jadi,meskipun masih kasar kita telah dapat mensimulasikan beberapa fitur² kosmik & saat teknologi komputerisasi sudah menjadi jauh lebih akurat,mungkin kita dapat mensimulasikan bagian² kecil dari alam semesta. Paul Davies⑺ memiliki pandangan berbeda,dengan menggunakan hipotesis simulasi untuk mencari kemungkinan kontradiksi dalam teori multiverse,jika kita meyakini kemungkinan adanya jagad yg lebih besar maka setidaknya beberapa bagian dari alam semesta harus memiliki peradaban cerdas dengan kekuatan komputasi yg cukup maju untuk mensimulasikan seluruh dunia virtual. Simulasi alam semesta jauh lebih murah untuk dibuat daripada hal yg nyata,sehingga jumlah alam semesta virtual akan berkembang biak melebihi jumlah alam semesta yg sebenarnya dengan asumsi kita hanyalah pengamat biasa,maka sangat mungkin menemukan diri kita di alam semesta virtual bukan alam semesta real.

Davies mengklaim bahwa karena keberadaan teoretis dari multiverse didasarkan pada hukum fisika di alam semesta,jika alam semesta ini hanya sebuah simulasi maka hukum fisika juga simulasi yg berarti hukum alam itu virtual.Kita tidak dapat menggunakan argumen bahwa hukum fisika di alam semesta mengarah ke multi semesta karena itu akan menyebabkan adanya alam semesta virtual dengan hukim fisika yg palsu & argumen ini merusak seluruh kerangka pemikiran bahwa interaksi fundamental menghasilkan banyak alam semesta. Sementara adanya multi semesta tampaknya hampir tak terhindarkan, mengingat pemahaman kita tentang Big Bang sebagai dasar penjelasan semua keberadaan,maka dari sini kita menemukan 5 premis untuk argumen simulasi yaitu pertama kemungkinan adanya peradaban cerdas lain, ke-2 teknologi akan tumbuh secara eksponensial,ke-3 tidak semua peradaban lain itu telah musnah,ke-4 tidak ada larangan atau penghalang universal untuk menjalankan simulasi & ke-5 kesadaran dapat disimulasikan.Jika ke-5 premis ini benar,maka ada kemungkinan kehidupan manusia hanyalah simulasi dalam dunia digital yg di program oleh suatu peradaban cerdas.

Argumen statistik bahwa sebagian besar pikiran manusia di masa depan akan berubah menjadi bersifat artifisial ketimbang biologis,hanya saja tidak didasarkan pada probabilitas yg didefinisikan dengan baik.Kita tidak tahu mengapa peradaban yg lebih tinggi ingin mensimulasikan kehidupan kita,mengapa alam semesta kita hanya sebuah simulasi ?.Hipotesis yg bersifat eksistensial memang sering cenderung sulit untuk dapat diuji,tetapi oleh beberapa ilmuwan berpikir kalau mereka dapat menemukan bukti eksperimental bahwa kita hidup dalam permainan komputer peradaban cerdas.Jika ada simulasi yg mendasari alam semesta memiliki masalah sumber daya komputasi yg terbatas,maka hukum fisika harus diletakkan pada himpunan titik berhingga dalam volume yg terbatas,lalu kita mencari sidik jari kosmik⑻ sebagaimana yg kita dapati bahwa kita berada dalam kontinum ruang-waktu diskontinu. Bukti itu mungkin datang dalam bentuk distribusi energi yg tidak biasa di antara sinar kosmik yg menghujani Bumi sebagai isyarat bahwa ruang-waktu tidaklah kontinu,akan tetapi bersifat diskrit,inilah salah satu bukti yg cukup meyakinkan bahwa alam semesta itu real itu lebih sulit di pahami ketimbang alam semesta virtual.Jika hipotesis simulasi itu valid maka kita bisa membuka gerbang kehidupan menuju keabadian & kebangkitan sesudah mati merupakan hal yg mungkin terjadi sebagaimana yg telah dikabarkan oleh agama² besar manusia,alasannya cukup sederhana jika kita adalah bagian dari program dalam komputer,selama programer memiliki komputer yg baik (tidak rusak) maka ia akan senantiasa dapat menjalankan kembali program tersebut. Jika seseorang di suatu tempat telah menciptakan simulasi alam semesta kita,apakah itu akan mengarah pada entitas yg disebut sebagai Tuhan ??....[]

footnote :

0 Response to "APAKAH ALAM SEMESTA INI NYATA EXIST ATAU HANYA SEBUAH SIMULASI?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel